Improvisasi
di Tempat Kerja dengan Program 5R
Program 5R atau 5S adalah program
sederhana untuk improvisasi di tempat kerja yang murah dan bisa segera
dilaksanakan kapan pun.Namun dalam prakteknya program ini juga sangat berat
untuk dilaksanakan berkesinambungan.Berikut ini ada beberapa catatan yang
mungkin berguna untuk membantu implementasi program tersebut.
1. Hindarkan kesan bahwa
seolah-olah program 5R adalah inisiatif individu atau kelompok kecil tertentu
yang dibentuk secara top down oleh management.
Mungkin manajemen perlu membentuk
sebuah tim kecil yang independen untuk mengawal program, misalnya dari tim
audit reguler. Tetapi cara-cara yang diambil oleh tim ini harus hati-hati,
jangan sampai terlihat oleh karyawan sebagai sebuah program untuk kepentingan
dan keberhasilan tim kecil ini saja. Tunjukkan latar belakang 5R secara
obyektif, cari moment untuk menunjukkan ini inisiatif dan kesepakatan berbagai
bagian dan level manajemen, untuk kepentingan bersama, dan top manajemen sangat
berkomitmen terhadap program ini.
2. Buka selebar-lebarnya ide
dari bawah sehingga memperluas partisipasi dan rasa memiliki dari semua pihak.
Mungkin manajemen lebih tahu
kondisi perusahaan secara global, tetapi para karyawan lapangan dan teknisi
lebih tahu kondisi detail di tempat kerjanya. Kata orang, jangan hanya
“mendengar”, tapi cobalah “mendengarkan”.Menggali ide dan menampungnya akan
menjadi modal yang kuat program 5R. Jangan semua ide seolah-olah datang dari
sekelompok kecil tertentu.
3. Manajemen perlu memberi
contoh yang baik kepada para karyawan di bawahnya.
Kita sadar betul bahwa karyawan
bukan rakyat jajahan, dan perusahaan bukanlah VoC di era kolonial Belanda.Ini
adalah era Jokowi dan Jokowoww. Berlaku adil dengan standard disiplin yang sama
akan memberikan rasa sungkan bagi karyawan. Cerita dari seorang senior HRD
perusahaan farmasi di Bandung tentang pengalaman beliau sewaktu menjabat
sebagai penanggung jawab K3LH.Beliau perokok, tetapi memberikan contoh yang
baik dengan ikut merokok di tempat merokok karyawan yang telah disediakan
perusahaan.Ketika ada yang membuang rokok sembarangan, beliau tidak
marah-marah.Justru beliau mengambil sendiri dengan tangannya puntung-puntung
rokok yang dibuang sembarangan oleh beberapa karyawan yang lebih muda.Hal ini rupanya
lebih efektif ketimbang mengingatkan dengan kata-kata yang beliau gunakan
sebelumnya.
4. Pastikan bahwa penerapan 5R
berbasis harian.
Untuk itu, penting ada upaya
perubahan mindset, budaya, pengawasan dan sistem yang mendorong 5R dilakukan
setiap saat dan setiap hari, bukan hanya ketika menjelang pengumuman evaluasi
bulanan atau ketika ada pihak ketiga yang melakukan audit dan kunjungan.
5. Memasukkan
aktivitas-aktivitas 5R yang riil ke dalam job description karyawan.
Jadi sejak awal tanamkan bahwa 5R
bukanlah pekerjaan “sunnah” tapi “wajib”. Tanpa menyebutkan aktivitas-aktivitas
tersebut adalah program 5R, karyawan akan memahami bahwa itu bagian dari
tugas-tugasnya.
6. Tunjukkan secara jelas
perbedaan antara kondisi tempat kerja yang diharapkan dan kondisi yang harus
diubah.
Misalnya pasang gambar “sebelum”
dan “sesudah” atau “bagus” dan “jelek” untuk membedakan antara kondisi yang
perlu dijauhi dan kondisi yang perlu diciptakan. Tempel pada tempat-tempat yang
strategis sesuai sasaran.
7. Modifikasi Prosedur dan
Instruksi Kerja yang mendukung 5R berjalan setiap hari.
Tetapkan dalam prosedur kerja
aktivitas 5R yang reguler, misalnya barang-barang bekas harus ditaruh dimana,
barang reject dikemanakan, kapan barang-barang yang telah digunakan harus dikembalikan
ke tempatnya, dan sebagainya.
8. Evaluasi perkembangan 5R
secara berkala. Mungkin top manajemen mengharapkan hasil yang cepat dan
sempurna.
Namun kompromi dengan realitas
juga perlu, karena mungkin 5R akan tidak akan semudah dan secepat menelan “klepon”.
Ini program pendekatan budaya, bukan hukum dan prosedur. Ada kendala-kendala
yang sebelumnya tidak nampak tapi bermunculan sewaktu 5R diimplementasikan,
seperti ukuran dan tata letak ruang kerja yang kurang mendukung, wadah dan
rambu-rambu pemisahan barang belum efektif, dan yang paling “bahaya” beberapa
karyawan lama yang menentang perubahan budaya kerja. Jadi tetapkan target
kemajuan program yang realistis.
9. Berikan penghargaan dan
pengakuan dari top manajemen untuk diketahui secara luas.
Bukan hanya program 5R saja, tapi
juga program-program yang lain. Buat ini seperti game dan hindari pernyataan
yang memberikan vonis “terburuk” bagi orang atau tim tertentu. Akan lebih elok
jika diumumkan kemajuan-kemajuan terbaik sebuah tim, cara-cara terbaik untuk
melaksanakannya, keuntungannya, dan mungkin sedikit hadiah yang seru dari
manajemen kepada tim yang mencapai progress terbaik
10. Buat rencana pelaksanaan
5R yang baru secara periodik, mungkin 3 atau 6 bulan sekali.
Gunakan pencapaian yang sudah ada
seolah-olah merupakan titik awal yang baru seperti perencanaan sebelumnya. Ini
akan menjadi tonggak-tonggak evolusi program 5R yang menjadi bagian budaya
organisasi.
Demikian penjelasan kami mengenai
Improvisasi di Tempat Kerja dengan Program 5R. Untuk info pelatihan dan
sertifikasi bisa Anda dapatkan di laman
Manfaat apa yang didapat dalam
penerapan ringkas?
- Mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja
Dengan melakukan aktifitas
ringkas secara tidak langsung seseorang atau karyawan akan selalu melakukan cek
dan ricek akan barang-barang yang ada di lingkungan kerja. Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam permintaan barang dan meminimalisir kehilangan
atau kerusakan akan suatu barang.
- Tidak ada barang yang berlebihan di tempat kerja
Pemilahan terhadap barang yang
diperlukan dan tidak diperlukan dapat menimbulkan dampak positif bagi karyawan
di lingkungan kerjanya dimana seseorang rutin melakukan pemilahan dan tidak
adanya penumpukan barang yang tidak diperlukan lagi di area kerja
Bagaimana standart ringkas
dapat terjaga?
- Pastikan barang-barang yang terdapat di area kerja
Sebelum karyawan melakukan
aktifitas pemilahan alangkah baiknya karyawan dapat membuat daftar nama barang
yang terdapat di area kerja. Hal ini dimaksudkan agar karyawan mengerti
barang-barang yang ada beserta jumlahnya
- Penetapan kategori dengan menggunakan tanda
Tanda dapat digunakan untuk
mempermudah karyawan dalam melakukan pemilahan. Misalnya menggunakan tanda
merah untuk barang yang tidak diperlukan, menggunakan hijau untuk barang-barang
yang masih diperlukan
- Penjadwalan aktifitas ringkas
Rutin melakukan aktifitas ringkas
dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pemilahan secara tidak langsung juga
akan mendorong karyawan dalam berpartisipasi mendukung aktifitas ini.
Langkah mudah dalam menerapkan
ringkas
- Daftar barang dan jumlahnya
Karyawan memastikan ketersediaan
barang-barang yang terdapat di area kerja.Hal tersebut dimaksudkan agar
karyawan ikut menjaga atau peduli terhadap barang-barang yang ada di area
kerja. Selain itu karyawan dapat mengetahui stock dan memiliki perencanaan
dalam pengajuan permintaan terhadap barang yang dapat membantu proses kerja
- Pemberian tanda khusus dengan kriteria pemilahan
Tanda yang dimaksudkan adalah
dengan dua kategori diperlukan dan tidak diperlukan.Untuk barang-barang yang
diperlukan diberi tanda warna hijau dan untuk barang-barang yang tidak
diperlukan diberi tanda merah.Barang yang telah diberi tanda merah dapat
disingkirkan atau dimusnahkan, sedangkan barang dengan tanda hijau dapat
disimpan pada tempat yang telah disediakan.
- Pembuatan jadwal ringkas
Jadwal rutinitas ringkas membuat
karyawan berpartisipasi di lingkungan kerjanya serta menjadikan karyawan lebih
peduli tempat kerja.
Rapi
Prinsip rapi adalah menyimpan
barang sesuai dengan tempatnya.Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat
kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan
mudah.Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda
harus diletakkan untuk mempercepat waktu dalam memperoleh barang tersebut.
Manfaat apa yang diperoleh
dalam penerapan rapi?
- Lingkungan kerja menjadi tertata
Sebagai industri pangan sangat
diperlukan lingkungan yang tertata hal ini membuat lingkungan menjadi lebih
indah dilihat dan menimbulkan rasa nyaman bagi karyawan yang terdapat di
dalamnya.
- Terciptanya kemudahan, kecepatan, dan ketepatan pengambilan barang ketika diperlukan
Dengan adanya pemberian label
pada masing-masing alat maupun lokasi memudahkan seseorang dalam mengenali dan
mempermudah dalam mencari apabila barang tersebut diperlukan dalam proses
kerja.
Standart yang mesti dijaga
dalam penerapan rapi
- Layout
Hal ini dimaksudkan agar
mempermudah seseorang dalam merencanakan penempatan barang yang ada di
lingkungan kerja
- Label
Pemberian label-label terhadap
barang-barang yang digunakan dalam proses kerja. Hal tersebut memberikan
manfaat terhadap karyawan untuk mengenali dan mempermudah dalam mencari sebuah
barang yang akan digunakan.
- Garis-garis batas
Adanya garis batas di tempat
kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah tempat serta membuat semua
karyawan yang ada di tempat kerja menjadi taat akan aturan rapi
Langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam menerapkan rapi
- Melakukan pembuatan desaign layout ruangan atau tempat kerja
Sebelum membuat label hal yang
paling mendasar dari rapi adalah layout. Ini dimaksudkan agar kita dapat
memanfaatkan ruang yang ada sesuai dengan kapasitasnya. Dalam pembuatan layout
sangat diperlukan perhitungan jumlah barang dengan kapasitas ruangan
- Pemberian label terhadap semua barang yang ada di tempat kerja
Pada setiap barang yang ada dalam
tempat kerja wajib diberikan penanda untuk mempermudah karyawan mengenali
barang-barang di tempat kerja. Label-label yang digunakan boleh hanya dengan
tulisan maupun dengan pemberian warna-warna khusus untuk mengingatkan setiap
karyawan akan keberadaan sebuah barang.
- Membuat garis batas di tempat kerja
Garis-garis dibuat dengan
menyesuaikan layout yang telah digambar.Pembuatan garis dapat dengan
menggunakan cat atau stiker warna. Dengan adanya garis-garis pembatas
diharapkan karyawan pada tempat kerja tersebut mematuhi aturan rapi dan tidak
sembarang dalam menempatkan barang
Resik
Prinsip resik adalah membersihkan
tempat/ lingkungan kerja, mesin/ peralatan, dan barang-barang agar tidak
terdapat debu, kotoran dan bau.Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan
oleh setiap orang mulai dari pimpinan hingga pelaksana/ operator yang ada.
Manfaat apa yang dapat
diperoleh ketika menerapkan resik?
- Menciptakan lingkungan yang bersih
Dengan adanya kegiatan
pembersihan yang rutin dapat menciptakan tempat kerja bebas dari debu, kotoran
dan bau.Lingkungan juga dapat terbebas dari sumber-sumber penyakit atau virus
yang dibawa kotoran.
- Menghindarkan produk dari kontaminasi
Di industry pangan debu, kotoran
dan bau merupakan isu utama dalam pencemaran pangan.Ketika lingkungan sudah
menjadi bersih diharapkan sudah dapat meminimalisir atau menghilangkan sumber
kontaminasi pangan.
- Menumbuhkan rasa nyaman untuk pekerja
Jika lingkungan kerja bersih
dapat menumbuhkan rasa nyaman karyawan yang ada di dalammnya. Selain itu juga
dapat meminimalisir stress dikarenakan penumpukan kotoran yang ada di sekitar
lingkungan pekerja
Standart yang harus dijaga dalam
menerapkan resik
- Alat kebersihan terpenuhi
Alat-alat kebersihan yang ada di
lingkungan kerja baiknya dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan atau fungsinya
Alat-alat kebersihan sesuai
tempatnya (yang boleh dan yang tidak boleh di tempat tertentu)
- Penanggung jawab
Dengan adanya penanggung jawab
membuat karyawan menjadi berkomitmen terhadap apa yang ditugaskan (khususnya
kegiatan resik).
- Kegiatan resik terjadwal
Jadwal tentang kegiatan resik
sebagai bentuk pengingat karyawan dalam melaksanakan tugas dan menumbuhkan
kepedulian karyawan terhadap kebersihan lingkungan kerja.
Langkah mudah dalam menerapkan
resik di lingkungan kerja
- Membuat list daftar alat kebersihan
Langkah pertama dalam melakukan
aktifitas resik adalah mencatat semua kebutuhan alat-alat kebersihan yang dapat
digunakan di lingkungan kerja.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan karyawan
dalam melakukan aktifitas kebersihan dan alat-alat kebersihan yang digunakan
menjadi lebih efektif.
- Adanya penanggung jawab kebersihan
Menunjuk salah satu karyawan yang
ada di lingkungan kerja untuk menjadi penanggung jawab kebersihan.Tugas
penanggung jawab kebersihan adalah sebagai penghubung atau sebagai fasilitator
untuk menyampaikan aktifitas kebersihan yang sudah dilakukan dan mengevaluasi
bagaimana kebersihan di lingkungan kerja.
- Pembuatan jadwal kebersihan
Jadwal kebersihan dapat dibuat
dengan menyesuaikan jumlah orang yang ada di lingkungan kerja. Pembagian jadwal
kebersihan dimaksudkan sebagai alat control terhadap kebersihan ruangan.
Pelaksanaan jadwal kebersihan dapat dibuat dengan mempertimbagkan kapan harus
dibersihkan, bagaimana proses pembersihan.
Rawat
Prinsip rawat adalah
mempertahankan hasil yang telah dicapai pada (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya
dengan membakukannya (Standarisasi).Prinsip ini dapat berjalan apabila
dilaksanakan oleh semua karyawan yang ada di lingkungan kerja.
Manfaat dari penerapan rawat
di lingkungan kerja
- Peralatan menjadi berumur lebih lama
Dengan merawat karyawan akan
dibiasakan untuk peduli pada peralatan-peralatan yang ada di lingkungan kerja.
Hal ini dapat menjadikan peralatan yang dipakai menjadi awet dan lama umurnya.
- Ujung-ujungnya perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain
Peralatan-peralatan atau
mesin-mesin yang senantiasa dilakukan perawatan tentunya membuat peralatan
tersebut awet atau tidak mudah rusak. Dengan peralatan yang tidak mudah rusak
perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang ada, dan pada akhirnya dana yang
digunakan untuk perbaikan dapat digunakan dalam mengembangkan produk yang
dihasilkan
Standarisasi yang dapat dijaga
untuk aktifitas rawat
- Pembakuan atau standarisasi
Pembuatan standarisasi setiap
pekerjaan rawat (Ringkas, Rapi, Resik) membuat para karyawan menjalankan
kegiatan-kegiatannya secara seragam atau terjadi kesamaan antara karyawan yang
satu dengan yang lain.
Langkah-langkah dalam
menerapkan rawat di lingkungan kerja
- Pembuatan standarisasi pekerjaan 3R (Ringkas, Rapi, Resik)
Pekerjaan-pekerjaan yang telah
dikerjakan dalam 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dibakukan dalam aturan tertulis
(standart operational prosedur).Dalam membuat standart ditentukan berdasar
kesepakatan bersama juga dengan dicantumkannya hasil-hasil yang telah didapat.
- Mengkomunikasikan standart yang ada kepada karyawan
Langkah berikutnya setelah
dibuatkannya standart tentang 3 R (Ringkas, Rapi, Resik) adalah
mengkomunikasikan kepada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja.Bentuk
komunikasi dapat berupa aktifitas training standar 5R, koordinasi di
masing-masing bagian saat lentera hati/ briefing sebelum bekerja, adanya poster
atau spanduk di area kerja.
Rajin
Prinsip rajin adalah terciptanya
kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah
dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat
kerja.Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip
rajin di tempat kerja adalah “lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan
melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.
Manfaat penerapan rajin
- Pribadi-pribadi yang berdisiplin
Dengan menerapkan prinsip rajin
maka dapat menjadikan karyawan menjadi lebih berdisiplin diri tentang
aturan-aturan dalam 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Tingkah laku
karyawan menjadi lebih terarah dan menjadikan lingkungan kerja menjadi lebih
tertata serta bersih
- Menjadikan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) sebagai budaya
Kebiasaan-kebiasaan yang sudah
melekat pada diri karyawan menjadikan karyawan lebih peduli terhadap
lingkungannya. Dengan kepedulian yang ada dapat membuat karyawan saling
mengingatkan antar karyawan untuk mentaati aturan-aturan yang ada dalam 5
R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Apa yang dapat menjadi
standart dalam rajin?
- Komitmen
Penerapan rajin dapat menjadi
terhambat apabila tidak ada tindak lanjut dari managemen. Tindak lanjut ini
dapat berupa bentuk teladan dari atasan untuk bersama-sama melaksanakan
standart-standart yang telah dibuat juga dapat berupa bentuk penghargaan terhadap
karyawan yang menjadi teladan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Langkah-langkah yang dapat
diterapkan dalam rajin
- Komitmen bersama
5 R (ringkas, rapi, resik,
rawat,rajin) dapat berjalan apabila terdapat komitmen dari masing-masing
karyawan dengan mematuhi segala aturan di lingkungan kerja dan saling
mengingatkan apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan dalam penerapannya.
- Teladan atasan
Hal yang paling mendasar dalam
penerapan rajin adalah contoh dari atasan. Ini berdasarkan apa yang dapat
dilihat dalam lingkungan dimana seorang anak balita mampu melakukan pergerakan
setelah mendapat contoh dari orang tuanya. Apabila atasan tidak mampu
memberikan contoh yang baik juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
kerjanya.Oleh karena itu dibutuhkan contoh yang baik dari atasan agar mampu
mendorong karyawan berbuat lebih baik.
- Komunikasi di lingkungan kerja
Adanya bentuk evaluasi kinerja 5R
(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin), hal ini sebagai alat kontrol terhadap
hambatan dan bentuk perbaikan.Bentuk evaluasi dapat diadakan setiap minggunya
agar lebih berjalan efektif dan tidak terlalu lama dalam perbaikannya sehingga
lingkungan kerja menjadi tertata, nyaman, dan bersih. Dalam evaluasi selain
bentuk perbaikan juga dapat diberikan bentuk penghargaan terhadap karyawan
maupun lingkungan yang senantiasa menerapkan 5R(ringkas, rapi, resik, rawat,
rajin). Penghargaan tersebut sebagai stimulus karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya di lingkungan kerja khususnya dalam menerapkan 5 R(ringkas, rapi,
resik, rawat, rajin)
No comments:
Post a Comment